Inilah doa yang berisi permintaan rajin berdzikir, bersyukur, dan ibadah yang bagus kepada Allah. Praktikkan yuk doa yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada Mu’adz bin Jabal.

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُ: «أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ: لاَ تَدَعَنَّ دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ أَنْ تَقُولَ: اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتكَ». رَوَاهُ أَحْمَدُ، وَأَبُو دَاوُدَ، وَالنَّسَائيُّ بِسَنَدٍ قَويٍّ.

Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku wasiatkan (perintahkan) kepadamu wahai Muadz agar engkau jangan sekali-kali meninggalkan pada setiap dubur (akhir) shalat doa: ALLOHUMMA A’INNI ‘ALA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI ‘IBAADATIK (artinya: Ya Allah, tolonglah aku untuk selalu mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan memperbaiki ibadah kepada-Mu).” (HR. Ahmad, Abu Daud, An-Nasai dengan sanad yang kuat). [HR. Ahmad, 36:429; Abu Daud, no. 1522; An-Nasai, 3:53. Syaikh ‘Abdullah Al-Fauzan menyatakan bahwa sanad hadits ini sahih. Yang mensahihkan hadits ini adalah Imam Nawawi dalam Al-Adzkar, Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Nataij Al-Afkar, 2:298, dan Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz. Lihat Minhah Al-‘Allam, 3:194).

Faedah hadits

  1. Hadits ini menjelaskan keutamaan Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu.
  2. Dalam hadits secara lengkap disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan kecintaannya kepada Mu’adz. Hal ini menunjukkan bahwa boleh seseorang menyatakan rasa cintanya kepada seseorang karena Allah.
  3. Doa ini sangat dianjurkan dibaca pada dubur shalat.
  4. Dubur shalat ada dua makna: (1) bakda shalat setelah salam, (2) bakda tasyahud sebelum salam.

Syaikh Dr. Muhammad Musthafa Az-Zuhaily menyatakan bahwa dubur shalat secara umum adalah bakda shalat, setelah salam.

Namun, kaidah dari Syaikh ‘Abdullah Al-Fauzan yang sudah pernah dijelaskan adalah doa pada dubur shalat, letaknya adalah pada akhir shalat, sebelum salam.

  1. Termasuk rezeki dari Allah adalah Allah menolong dalam berdzikir, bersyukur, dan beribadah yang baik kepada Allah.
  2. Yang dimaksud berdzikir di sini adalah mencakup macam-macam dzikir, yaitu membaca Al-Qur’an, memuji Allah Ta’ala, sibuk dengan mempelajari ilmu yang bermanfaat, dan semacamnya.
  3. Dalam doa ini, dzikir didahulukan dari syukur karena orang yang tidak berdzikir tidaklah disebut sebagai orang yang bersyukur, sebagaimana dalam ayat,

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 152)

  1. Bersyukur adalah menampakkan bekas nikmat Allah dengan memuji-Nya melalui lisan, mengakuinya dalam hati, dan mewujudkan kepatuhan kepada Allah lewat amalan ketaatan. Syukur itu diwujudkan dengan memanfaatkan nikmat yang ada pada hal yang Allah ridai dan menjauhi maksiat.
  2. Husni ‘ibaadatik artinya ibadah yang bagus yaitu ibadah yang ikhlas karena Allah dan sesuai dengan tuntunan syariat.

Semoga bermanfaat